Minggu, 14 Oktober 2018
Cerita Sex: Ngentot Dengan Gadis Muda Yang Berumur 16 Tahun
Bandar Judi: Perkenalkan namaku Lukman, umurku 30 tahun dan aku bekerja disalah satu perusahaan yang bergerak dibidang jasa perbaikan satelit parabola. Aku sudah bekerja di perusahaan itu kurang lebih 3 tahun dan selama itu juga aku sudah mendapatkan banyak pelanggan. Mungkin karena aku ramah dan serviceku yang baik maka para pelangganku selalu saja menghubungiku tiap kali parabolanya rusak.
Kali ini aku akan menceritakan pengalaman pribadiku dengan anak pelangganku yang bernama Diana. Gadis muda yang berumur sekitar 16 tahun. Diana adalah anak dari pelangganku yang bernama bu Vina. Gadis kecil yang manis, cantik dan juga sangat ganas dalam berhubungan seks.
Waktu itu kalau tidak salah hari sabtu aku mendapatkan sebuah telpon dari Ibu Vina pelangganku. Bu Vina menyuruhku segera ke rumahnya untuk memperbaiki parabolanya yang rusak karena hujan deras tadi malam. Karena aku juga sudah dekat dengan bu Vina, maka aku segera menuju rumahnya.
Tak berapa lama kemudian, akhirnya aku sampai dirumah bu Vina dan disana aku disambut oleh seorang anaknya yang bernama Diana. Karena bu Vina sudah menjadi langgananku, maka aku langsung disuruh masuk kedalam rumahnya.
Saat itu kulihat suasana rumah bu Vina sangat sepi sekali hanya ada Diana yang dirumah dan masih menggunakan seragam sekolahnya. Dan kulihat Diana juga baru saja pulang dari sekolahnya.
*Ibumu pulang jam berapa Diana ? tanyaku.
*Biasanya sih sore sekitar jam 6 gitulah.. jawabnya.
*Oh… tadi om disuruh kesini buat betulin parabola di rumahmu. Apa masih gak keluar gambarnya ? tanyaku
*Iya om.. sampai Diana gak bisa nonton film kesukaan Diana, rugi deh jadinya.. jawab Diana.
*Sebentar yah, om betulin dulu parabolanya.. balasku.
Kemudian aku segera naik keatas genteng dan singkat kata kurang lebih hanya 10 menitan saja aku sudah bisa membenarkan posisi parabola yang tergeser karena tertiup angin kencang tadi malam.
Nah, awal pengalamanku bermula saat aku mau turun dari genteng, lalu minta tolong pada Diana untuk memegangi tangganya. Ketika itu Diana sudah ganti baju seragamnya dengan kaos oblong Bali. Kedua tangan Diana terangkat ke atas memegangi tangga, akibatnya kedua lengan kaosnya merosot kebawah dan ujung kerahnya yang kedodoran membuka sangat lebar.
Ketiak Diana ditumbuhi bulu-bulu tipis sangat sensual sekali, kemudian dari ujung kerahnya kulihat gumpalan toketnya yang kencang dan putih mulus yang membuat batang penisku seketika berdenyut dan mulai mengeras. Sebuah pemandangan yang sangat membuatku terangsang.
Diana gak pakai bra, mungkin karena kepanasan, toketnya berukuran lumayan namun jelas terlihat sangat kencang, namanya juga toket remaja yang belum terkena polusi. Dengan menahan nafsuku, perlahan kuturuni anak tangga sambil sesekali mataku melirik kebawah.
Diana nampak gak menyadari kalau aku sedang menikmati keindahan buah dadanya. Namun sebaiknya begitu. Gimana jadinya kalau Diana tahu kemudian tiba-tiba tangganya dilepas, dijamin pasti aku jatuh dan patah tulang. Yang pasti setelah sampai kebawah, pikiranku jadi kurang konsentrasi pada tugas.
Aku baru ingat kalau saat itu keadaan rumah ini hanya ada aku dan Diana si gadis remaja yang cantik. Diana memang cantik dan nampak sudah dewasa dengan mengenakan baju santai ketimbang seragam sekolah.
Seperti biasanya, mataku menaksir wanita habis wajah kemudian turun kebetis kemudian naik lagi ke bagian dada. Kulihat Diana pantas kukasih nilai 95. Dan melihat aku memandangi tubuh moleknya Diana kemudian berkata, Om kok memandangku begitu sih.. aku jadi malu donk.. ujarnya setengah manja sambil mengibaskan majalah ke mataku.
Ehh.. sorry deh Diana.. habis selama ini om baru menyadari kecantikanmu.. balasku sekenanya sambil tanganku menepuk pipinya. Seketika wajah Diana langsung memerah, barangkali tersinggung, memang dulu-dulunya nggak cakep seperti sekarang. Iiihh.. om kok jadi genit deh.. balas Diana sambil tersenyum manis dan senyum nya bikin hati gemes, terlebih merasa dapat angin harapan.
Kemudian setelah itu kucoba menyalakan TV dan langsung muncul channel kesukaannya. Beres deh, tinggal merapikan kabel-kabel yang berantakan dibelakang TV. Sekarang dicoba Diana.. bantuin om pegangin kabel merah ini.. ujarku.
Dan karena posisi TV sedikit rendah maka Diana terpaksa jongkok didepanku sambil memegang kabel warna merah yang kusuruh tadi. Kaos terusan Diana yang pendek gak cukup untuk menutupi seluruh kakinya, akibatnya sudah bisa diduga. Paha Diana yang sangat mulus dan putih bersih berkilauan didepanku, bahkan sempat terlihat warna CD Diana.
Seketika itu juga jantungku seperti berhenti berdetak kemudian berdetak dengan cepatnya. Dan semakin bertambah cepat lagi saat Diana diam saja saat tangannya kupegang untuk mengambil kabel merah kembali.
Punggung tangannya kubelai, Diana diam saja sambil menundukkan wajah. Aku pun segera memperbaiki posisiku kala tangannya kuremas Diana telah mengeluarkan keringat dingin. Kemudian perlahan kudongakkan wajahnya serta kubelai sayang rambutnya.
Diana.. kamu cantik sekali.. Boleh om menciummu ? ujarku kubuat sesendu mungkin untuk menarik simpati Diana. Diana hanya diam saja namun perlahan matanya terpejam. Bagiku sikap Diana itu adalah jawaban. Perlahan kukecup keningnya dan kemudian kedua pipinya. Dan setengah ragu kutempelkan bibirku kebibirnya yang membisu. Tanpa kuduga Diana membuka sedikit bibirnya. Itupun juga sebuah jawaban.
Segera kulumat bibirnya yang empuk dan terasa lembut sekali. Lidahku mulai menggeliat ikut meramaikan suasana. Tak kuduga pula Diana menyambut dengan hangat kehadiran lidahku, Diana mempertemukan lidahnya dengan lidahku. Kujilati seluruh rongga mulutnya sepuas-puasnya, lidahnya kusedot, Diana-pun mengikuti caraku.
Perlahan tubuh Diana kurebahkan ke lantai. Mata Diana menatapku sayu. Dan kubalas dengan kecupan lembut dikeningnya lagi. Kemudian kembali kulumat bibirnya yang sedikit terbuka. Tanganku yang sejak tadi membelai rambutnya, rasanya kurang puas, sekarang saat yang tepat untuk mulai mencari titik-titik rawan. Kusingkap perlahan ujung kaosnya. Karena Diana memakai kaos terusan, pahanya yang mulus mulai terbuka sedikit demi sedikit.
Sengaja aku bergaya softly, karena sadar yang kuhadapi adalah gadis muda berumur 16 tahun. Harus penuh kasih sayang dan kelembutan, sabar menunggu hingga Diana dimabuk kepayang. Dan kelihatannya Diana bisa memahami sikapku, saat aku kesulitan menyingkap kaosnya yang tertindih pantat, Diana sedikit mengangkat pinggulnya. Wah, sungguh seorang gadis remaja yang penuh pengertian.
Aaaaccccchh… Aaaaacccchh..
Hanya suara desahan yang keluar dari mulutnya saat mulutku mulai mencium batang lehernya. Sementara tanganku sedikit menyentuh ujung CDnya kemudian bergeser sedikit lagi ketengah. Kurasakan CD Diana sudah basah.
Tanganku menemukan gundukan lunak yang erotis dengan belahan tepat ditengahnya. Aku tak kuasa menahan gejolak nafsuku lagi, kuremasi gundukan itu dan Diana memejamkan matanya rapat-rapat dan menggigit sendiri bibir bawahnya.
Suasana yang panas menambah panas tubuhku yang sudah panas. Segera kulucuti bajuku, juga celanaku hingga sekarang tinggal tersisa CDku saja. Tanpa ragu lagi kupelorotkan CD Diana. Waawww…. baru kali ini kulihat sebuah gundukan seindah milik Diana.
Luar biasa.. padahal belum ada sehelai bulu pun yang tumbuh. Bukitnya yang besar putih sekali. Dan saat kutekuk lutut Diana kemudian kubuka kakinya, tampak bibir vaginanya masih bersih dan berwarna kemerehan. Diana gak tahu lagi akan keadaan dirinya, belaianku berhasil membuatnya melayang. Diana hanya bisa terus medesah kegelian sambil meremasi kaosnya yang sudah tersingkap setinggi perut.
Gak sabar lagi, tak kubiarkan sebuah keindahan itu terbuka sia-sia begitu saja. Segera kuarahkan wajahku disela-sela paha Diana dan menenggelamkannya dipangkal pertemuan kedua kakinya. Mulutku kubuka lebar-lebar untuk bisa melahap seluruh bukit kemaluan Diana.
Bau semerbak khas kemaluan seorang gadis gak kuhiraukan, kuanggap semua kemaluan wanita sama saja. Lidahku menjuluri seluruh permukaan bibir vaginanya. Setiap lendir kujilati kemudian kutelan habis dan kujilati terus. Kujilati sepuas-puasnya seisi selangkangan Diana sampai bersih.
Lidahku bergerak lincah dan keras ditengah-tengah bibir vaginanya. Dan saat lidahku mengayun dari bawah keatas hingga tepat jatuh di itilnya, Kujepit klitorisnya dengan gemas dan lidahku menjilatinya tanpa kompromi. Diana gak sanggup lagi untuk berdiam diri. Badannya memberontak keatas kebawah dan bergeser kekiri kekanan.
Segala ujung syarafnya telah terkontaminasi oleh kenikmatan yang amat sangat dahsyat. Sebuah kenikmatan yang bersumber dari lidahku mengorek klitorisnya namun menyebar keseluruh tubuhnya. Diana udah gak mengenal lagi siapa dirinya yang membuatku jadi semakin ganas dan melupakan Diana itu siapa.
Batang penisku sudah sangat besar bergemuruh seluruh isinya. Demi melihat Diana tersenggal-senggal, segera kutanggalkan modal terakhirku, yaitu celana dalamku. Tanpa basa-basi segera kuarahkan ujung penisku kepangkal selangkangan Diana. Sekilas kulihat Diana mendelik kuatir melihat perubahan perangaiku.
Batang penisku memang kelewatan besarnya belum lagi panjangnya yang hampir menyentuh pusar bila berdiri tegak. Diana kelihatannya ngeri dan mulai sadar ingatannya, kakinya agak tegang dan berusaha merapatkan kedua kakinya.
Ampun om.. jangan om.. ampun omm.. jangaaann.. Tangan Diana mencoba menghalau kedatangan penisku yang siap mengarah ke Vaginanya. Merasa mendapat perlawanan, sejenak aku jadi agak bingung, namun untunglah aku memiliki pengalaman yang cukup untuk menghadapinya. Segera aku meminta maaf sambil tanganku kembali membelai rambutnya yang terurai acak-acakan.
Diana takut om. Nanti kalau mama tahu pasti Diana dimarahin. Dan lagi Diana gak pernah kayak ginian. Diana juga jadi malu.. ujarnya setengah mau menangis dan membetulkan kaosnya untuk menutupi tubuhnya.
Kamu gak usah khawatir Diana, om gak bermaksud jahat terhadapmu, om sayang sekali sama Diana dan lagi Diana jangan takut sama om. Semua orang cepat atau lambat pasti akan merasakan kenikmatan hubungan intim. Jangan takut berhubungan intim karena berhubungan intim itu enak sekali.. balasku menenangkan sambil merayu Diana.
Iya.. tapi Diana gak tahu harus bagaimana dan kenapa tahu-tahu Diana jadi begini… Air mata Diana mulai mengalir dari pojok matanya. Dan melihat itu aku segera memeluknya agar bisa menenangkannya. Cukup lama aku memberi ceramah dan teori edan secara panjang lebar, sampai akhirnya Diana bisa memahami seluruhnya. Dan sesekali senyumnya mulai muncul lagi.
Coba sekarang Diana belajar pegang burung om, bagus kan ? ujarku sambil tanganku meraih tangannya kemudian membimbingnya memegang kebatang penisku.
Tangannya kaku sekali namun setelah perlahan-lahan kuelus-eluskan pada batang kontolku, otot tangannya mulai mengendor. Kemudian tangannya mulai menggenggam batang penisku. Perlahan tangannya kutuntun maju-mundur.
Kelembutan tangannya membuat batang penisku mulai bergerak membesar, sampai akhirnya tangan Diana gak cukup lagi menggenggamnya. Dan Diana kelihatan menikmatinya, tanpa kuajari lagi tangannya bergerak sendiri.
Aaaaaaaahh.. enak sekali Diana.. Aaaaaahh… kamu memang anak yang pintar… Aaaaahh.. mulutku tak sanggup menahan kenikmatan yang mulai menjalari seluruh syarafku. Sementara itu tangan kiriku mulai meremas buah dadanya yang masih tertutup kaos yang tipis. Belum pernah aku meremas buah dada sekeras milik Diana. Tangan kananku yang satu meraih kepalanya kemudian dengan cepat kulumat bibirnya.
Lidahku menjulur keluar menelusuri setiap sela rongga mulutnya. Hingga akhirnya lidah Dianapun mengikuti yang kulakukan. Dari matanya yang terpejam, bisa kurasakan kenikmatan tengah membakar tubuhnya. Segera aku meminta Diana untuk melepas kaosnya agar lebih leluasa. Dan tanpa ragu-ragu Diana segera berdiri kemudian menarik kaosnya keatas hingga melampaui kepalanya.
Batang penisku semakin berdenyut-denyut menyaksikan tubuh mungil Diana tanpa mengenakan sehelai benang. Tubuhnya yang sintal dan putih bersih membakar semangatku. Benar-benar sempurna. Kedua buah dadanya menggelembung indah dengan puting yang mengacung keatas.
Waahh Diana.. Tubuhmu luar biasa sekali.. Hebat.. Pujiku membuat wajahnya memerah barangkali menahan malu..
Om.. boleh gak Diana mencium burung om ? Diana tersipu-sipu menunjuk keselangkanganku. Rasanya gak etis kalau aku menolaknya. Kemudian sambil duduk disofa aku menelentangkan kedua kakiku.
Tentu saja boleh kalau Diana menyukainya.. Kubikin semanis mungkin senyumku..
Dianapun mengambil posisi dengan berjongkok kemudian kepalanya mendekati selangkanganku. Mulanya hanya mencium dan mengecup seputar kepala batang penisku. Perlahan lidahnya mulai ikut berperan aktif menjilat-jilatinya. Diana kelihatan keenakan mendapat mainan baru. Dengan rakus lidahnya menyusuri sekeliling batang penisku. Sensasi yang snagat luar biasa membuatku gemas meremasi kedua toketnya.
Aaduuhh.. enak sekali Diana.. Teruuuss.. Diana coba kesebelah sini.. kataku sambil menunjuk kebuah zakarku. Dan Diana segera paham kemudian menjulurkan lidahnya kebuah zakarku. Diana menggerakkan lidahnya kekanan kekiri atas-bawah.
Om… kekamar Diana aja yuk biar gak panas.. Sahutnya mengajakku kekamarnya yang ber AC.
Terserah Diana aja dehh.. balasku
Begitu Diana merebahkan tubuhnya keranjang, aku gak mau menunggu lama lagi untuk merasakan tubuh indahnya. Segera kutindih dan kucumbui. Sekujur tubuhnya gak ada yang kusia-siakan. Terutama dibagian toketnya yang aduhai. Tanganku seakan gak pernah lepas dari liang vaginanya. Setiap tanganku menggosok klitorisnya, tubuh Diana menggelinjang entah mengapa. Sementara itu batang penisku seperti akan meledak menahan tekanan yang demikian besarnya.
Akhirnya kutuntun burungku menuju liang vagina Diana. Lubang vagina Diana yang telah kebanjiran sangat berguna sekali, bibir vaginanya yang kencang memudahkan batang penisku menyelinap kedalam. Sedikit-sedikit kudorong maju. Dan setiap dorongan membuat Diana meremas kain sprei.
Kalau Diana merasa seperti kesakitan aku mundur sedikit, kemudian maju lagi, mundur sedikit, maju lagi, mundur, maju, mundur, maju, dan Jleeeeeebbbppss.. Tak kusangka lubang vagina Diana mampu menerima penisku yang besar ini. Begitu amblas seluruh batang penisku, Diana menjerit kesakitan. Aaaaauuuwwwhhhh…. Saaakkiiittt omm….. Aku kurang menghiraukan jeritannya.
Kenikmatan yang tak ada duanya telah merasuki tubuhku. Namun aku tetap menjaga irama permainanku maju mundur dengan perlahan. Menikmati setiap gesekan demi gesekan. Lubang vagina Diana sempit sekali hingga setiap berdenyut membuatku melayang. Denyutan demi denyutan membuatku semakin tak mampu lagi menahan luapan gelora persetubuhan.
Terasa beberapa kali Diana mengejangkan lubang vaginanya yang bagiku malah memabukkan karena liang vaginanya jadi semakin keras menjepit batang penisku. Erangan, rintihan, dan jeritan Diana terus menggema memenuhi ruangan. Aaaaaaccchhh… Sssseeessshhh…. Oooouuwwwssshhhh…. Hhheemmpphhh…. Rupanya Diana pun menikmati setiap gerakan batang penisku.
Rintihannya mengeras setiap kali batang penisku melaju cepat kedasar liang senggamanya. Aaaaaaaccchhh…. Ooooooohhh…… Dan mengerang lirih saat kutarik batang penisku. Hingga akhirnya aku sudah gak bisa bertahan lebih lama lagi.
Saat batang penisku melaju dengan kecepatan tinggi, meledaklah sudah spermaku. Batang penisku menghujam keras dan kandas didasar jurang memek Diana. Croot.. Crrooott… Crroootttt… Dianapun melengking panjang sambil mendekap kencang tubuhku… Aaaaccchh… Aaacccchhh… Aaacccccchhhh… kemudian tubuhnya bergetar hebat. Sebuah kenikmatan yang sempurna.
0 komentar:
Posting Komentar